Breaking News

Alur kisah Alkitab Perjanjian Baru

Salib di Koloseum

Orang-orang Yahudi masih menantikan Allah untuk membuat kesepakatan baru dengan mereka, untuk menggantikan perjanjian yang lama yang berdasarkan pada persembahan korban binatang dan ratusan hukum. Dialah raja baru – messiah/mesias/kristus (‘pembebas’) – yang akan memulihkan Kerajaan Israel dan membawa kedamaian. 

PB memasukkan kedua unsur tersebut. Yesus, sang Raja Damai, adalah Sang Mesias. Keempat buku pertama dalam Perjanjian Baru, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, menceritakan kisah hidupNya : sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Keempat buku itu disebut sebagai Euaggelion (Yunani) atau Evangelium (Latin), yang berarti ‘kabar baik’.

Sebelum naik ke surga, Yesus mengutus para muridNya untuk mewartakan ajaranNya sampai ke ujung-ujung bumi. Dalam peristiwa Pentakosta, Roh Kudus turun mengaruniakan daya spiritual dan tuntunan bagi murid-murid Kristus. Beberapa orang Yahudi, dan kemudian juga non-Yahudi, bergabung dalam gerakan baru ini. “Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kis 11:26). Sejarah perkembangan Gereja perdana ini diceritakan dalam Kisah Para Rasul.

Untuk memelihara, meneguhkan dan memelihara jemaat Kristen yang baru dan sedang bertumbuh ini, para pemimpin Gereja perdana menggunakan sarana surat-surat. Surat-surat ini ditujukan baik kepada jemaat maupun individu tertentu dan ditulis oleh para pemimpin Gereja seperti Paulus, Petrus dan Yohanes. Surat-surat ini menerangkan bahwa kematian dan kebangkitan Yesus menandai akhir perjanjian lama antara Allah dan manusia. Sistem upacara-upacara korban menjadi usang karena korban Yesus yang terjadi dalam kematiannya di kayu salib. Hukum-hukum Yahudi tentang bagaimana harus hidup tidak lagi diperlukan karena Roh Kudus dicurahkan bagi setiap orang, dan Ia mengajar mereka tentang apa yang benar dan apa yang salah.

Penganiayaan yang hebat kepada jemaat Kristen tidak menyurutkan iman mereka sebab hidup mereka disandarkan pada pengharapan : “Datanglah, Tuhan Yesus” (maranatha, Why 22:20). Mereka diajak untuk hidup dalam damai dan kerendahan hati, serta menantikan dengan setia Parousia, kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya.

No comments