Breaking News

Mengenal Dunia Perjanjian Baru

Ikon 5 roti dan 2 ikan di Tabgha

Sebelum masuk dalam pengenalan kitab-kitab dalam Perjanjian Baru ( : PB), terlebih dahulu kita akan mencoba mengenal dunia pada zaman kitab-kitab tersebut dituliskan.

1. Situasi budaya
Secara umum, ada 3 lingkup budaya yang  menjadi latar belakang situasi dunia Perjanjian Baru:

a. Budaya Yunani
Bangsa Yunani melalui Aleksander Agung memberikan sumbangan yang besar dalam mempersatukan seluruh dunia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Yunani. Hal ini memberikan pengaruh yang besar karena bahasa Yunani akhirnya dipakai menjadi bahasa internasional pada masa itu. Ini memberikan keuntungan yang sangat besar karena bahasa Yunani adalah bahasa berpikir, bahasa yang sangat dibutuhkan oleh penulis-penulis kitab-kitab dalam mengungkapkan istilah-istilah teologi yang relevan bagi zaman itu.

  
b. Budaya Romawi
Penguasa Romawi yang menduduki tanah Israel (Palestina) menciptakan suasana yang relatif damai sehingga pembangunan jalan-jalan dan keamanan menjadi prioritas negara. Keadaan ini sangat diperlukan dalam mempersiapkan kedatangan Kristus dan juga ketika Injil disebarkan. Selain itu ada banyak kontribusi yaim diberikan oleh orang-orang Romawi, baik dalam bidang hukum maupun filsafat yang sangat berguna bagi persiapan penulisan kitab-kitab. Banyaknya Fasilitas budaya, transprotasi dan komunikasi.

c. Budaya Yahudi/Ibrani
Bangsa pilihan Allah ini tidak selalu berhasil dalam mentaati dan mengemban tugasnya sebagai umat pilihan Allah, sehingga Allah sering harus menghukum mereka dengan membuang mereka menjadi tawanan bangsa-bangsa lain. Namun justru dengan cara itu Allah menggunakannya untuk maksud baik-Nya. Pada waktu bangsa Israel dibuang ke tanah Babilonia, mereka tercerai berai ke seluruh dunia. Ketika bangsa ini hidup di tengah-tengah bangsa kafir yang tidak mengenal Tuhan, bangsa Israel disadarkan akan pentingnya mempertahankan iman, menyembah Allah yang satu (monotheisme) dan menaati Hukum Taurat. Melalui bangsa inilah Allah menyediakan jalan yang sangat baik untuk melihara kelangsungan sejarah keselamatan yang dijanjikan-Nya bagi umat manusia.

2. Situasi politik:
a. Masa Pemerintahan Romawi
Negara Romawi berdiri sejak tahun 753 SM. Semula, Negara ini hanya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat di beberapa desa yang akhirnya merebut banyak kota. Negara ini menjadi Kekaisaran yang besar sejak tahun 265 SM. Wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi terbentang dari daratan eropa sampai wilayah palestina dan afrika utara. Beberapa kaisar Romawi memerintah pada masa penulisan Perjanjian Baru, misalnya : Kaisar Agustus (27 sM - 14 M) yang memerintahkan sensus penduduk di Palestina pada waktu Yesus mau dilahirkan. Kaisar Nero (54-68 M) adalah kaisar yang menganiaya orang Kristen. Paulus dan Petrus mati sebagai martir pada masa pemerintahannya. Kaisar Domitianus (81-96 M)  yang menindas dengan kejam orang-orang Kristen, memerintah pada masa tua Rasul Yohanes.

b. Palestina dijajah Kekaisaran Romawi
Diperkirakan, Palestina menjadi wilayah jajahan Kerajaan Romawi sejak tahun 63 SM. Kisah dalam PB diawali dari masa pemerintahan Herodes (37 SM - 4M) yang ditunjuk oleh pemerintah Romawi sebagai raja Yahudi. Sebutan provinsi diberikan kepada daerah-daerah baru yang ditaklukkan Romawi. Untuk provinsi yang relatif damai dan setia pada Roma, pemerintahan   dipimpin oleh seorang gubernur. Sedangkan wilayah yang rawan dipimpin oleh seorang wali negeri (lih. Kis. 7; 18:12; Mat. 27:11). Daerah-daerah jajahan (provinsi) ini :
  • Mendapat kebebasan (otonomi) untuk berdiri sendiri. 
  • Kebebasan agama juga diberikan (religio licita). 
  • Penarikan pajak diserahkan kepada pemerintahan setempat, tetapi di bawah pengawasan Roma.
  
3. Situasi sosial
Di kalangan masyarakat Yahudi, para alim ulama adalah kelompok ningrat yang kaya karena merekalah yang menguasai perdagangan dan pajak di bait suci. Sedangkan kelompok mayoritas penduduk biasanya miskin. Mata pencaharian mereka antara lain: petani, peternak, nelayan dan wiraswastawan kecil lainnya. Dalam masyarakat non-Yahudi, ada pembagian kelas masyarakat sbb: kaum ningrat, kelas menengah, rakyat jelata, kaum budak dan penjahat.

4. Situasi ekonomi
Keadaan tanah daerah sekitar Laut Tengah masa itu cukup subur sehingga hasil pertanian menjadi sumber hasil utama. Industri belum berkembang, masih terbatas hanya untuk menghasilkan kebutuhan sehari-hari, misalnya bejana, kain linen, hasil keramik barang rumah tangga. Barang-barang mahal adalah hasil import dari negara lain.

Mata uang logam yang berlaku saat itu adalah denarius (dinar), dan uang emas aureus. Satu dinar adalah upah pekerja untuk satu hari kerja (Mat 20:2). Karena pemerintahan provinsi diizinkan mencetak uang sendiri, maka tidak heran kalau banyak beredar mata uang - mata uang yang berbeda (Mat 21:l2). Usaha pinjam meminjam uang juga sangat populer saat itu.

Arus perjalanan sangat lancar zaman itu, karena adanya sistem jalan raya yang sangat baik. Sistem jalan raya ini menghubungkan kota Roma dengan daerah-daerah jajahan yang terbentang luas. Sedangkan arus perdagangan dari dan ke luar negeri dilakukan lewat laut. Pelabuhan Aleksandria adalah salah satu pelabuhan terpenting. Banyak kapal-kapal besar berlayar dari sini. Hasil perdagangan yang banyak didatangkan adalah biji-bijian.

No comments