Breaking News

Situasi religius dunia Perjanjian Baru

Penyembahan dewa-dewi pada zaman Romawi Kuno

Situasi religius dunia Perjanjian Baru ditandai dengan kehadiran Agama atau spiritualitas yang dihidupi orang-orang Romawi dan Yudaisme.

a. Agama orang-orang Romawi
Agama primitif orang Romawi adalah pemujaan terhadap dewa-dewi Yunani, walaupun tidak berlangsung lama, (hanya sampai abad pertama) karena rakyat tidak lagi melihat manfaatnya. Bahkan justru sebaliknya, cerita dewa-dewi itu merusak moral dan kehidupan kaum muda. 

Pemujaan kepada kaisar sangat menguntungkan negara karena mendatangkan kesatuan. Tetapi di lain pihak mendatangkan penganiayaan bagi Kristen. Selain pemujaan-pemujaan itu ada juga pemujaan kepada agama-agama rahasia dan alam gaib. 

Rupa-rupanya pemujaan kepada kaisar dan agama-agama rahasia juga juga belum memuaskan kehausan rohani orang-orang Romawi. Karena itu, lahirlah banyak filsafat-filsafat pemikiran yang sistematis yang lebih disukai karena sanggup memuaskan intelektual yang mereka puja. Contoh aliran-aliran filsafat yang ada pada saat itu: Platonisme, Gnostisisme, Neo-platonisme, Epikurianisme, Stoicisme, Skeptisisme dll.

b. Yudaisme
Bangsa Yahudi dan agama Yudaisme adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dunia Perjanjian Baru, karena dari sanalah kekristenan lahir. Hampir semua penulis-penulis PB adalah orang-orang Yahudi yang mempunyai latar belakang agama Yudaisme. Oleh karena itu untuk memahami tulisan-tulisan PB dengan baik akan ditentukan dari seberapa jauh kita mengerti tentang bangsa dan agama Yahudi.

Yudaisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : monoteis, menghormati hari sabat dan taurat, sinagoga sebagai tempat mendalami hukum taurat, memegang teguh etika Yahudi, sunat, dan berangkat ke Kenisah pada hari-hari Raya.

Masyarakat Yahudi pada zaman perjanjian baru, secara sosial dapat dipetakan berdasarkan pembagian mereka dalam kelompok-kelompok berikut ini:
  • Saduki : umumnya keluarga imam dan orang berpengaruh, terbuka pada helenisme, memegang taurat dan menolak tradisi lisan.
  • Helenis : keturunan Yahudi tetapi mengadopsi kebudayaan dan bahasa Yunani dan tidak lagi mengikuti tradisi dan adat istiadat Yahudi, kecuali dalam hal iman agama mereka.
  • Herodian : para pengikut setia wangsa Herodes/Hasmonea.
  • Farisi : umumnya awam, anti asing (helenisme), menerima Taurat dan tradisi lisan.
  • Ahli Kitab : kebanyakan bukan imam, tetapi mereka sangat dihormati karena menguasai dan memelihara hukum. Mereka menjadi guru tradisi Yahudi dan disebut Rabbi.
  • Sanhedrin : majelis tertinggi di Yerusalem beranggotakan wakil dari kelompok Farisi, Saduki, dan Ahli kitab, otoritas  keagamaan Yahudi, diketuai oleh imam agung. 
  • Esseni : kelompok ini hidup dalam disiplin keras di padang gurun, taat ketat pada “hukum taurat tertulis” terutama dalam hal sabat dan kemurnian ritual.
  • Zelot : gerakan perlawanan pembebasan Palestina, mau memakai senjata, teguh pada hukum.
  • Rakyat biasa : petani, nelayan, gembala, pedagang kecil; kesetiaan pada hukum tidak seketat farisi.

No comments