KDKS 01 : Pengantar Umum
ABC Alkitab : Ambil, Baca, dan Cintai
Alkitab !
Dalam bukunya
berjudul Confessionnes, St. Agustinus
menceritakan bahwa ketika duduk di sebuah taman, tercenung dalam pergulatan
untuk menerima iman akan Kristus, ia mendengar suara seorang anak yang sedang
bernyanyi : “tolle, lege, tolle lege”,
artinya “ambil, baca, ambil, baca”. Dia pun segera mengambil Alkitab, mulai
membacanya, dan hidupnya pun berubah selamanya dalam cinta akan Sabda Tuhan.
Karena itu, dalam pertemuan-pertemuan Kursus Dasar Kitab Suci ini kita akan
dihantar untuk mengenal Alkitab supaya kita semakin mencintai Sabda Allah.
Kisah-kisah dalam Alkitab : mitos, fiksi atau fakta ?
Kata ‘Alkitab’ (Bible) berasal dari kata Yunani biblos
yang berarti ‘tulisan’ atau ‘buku’. Bagi kita, Alkitab adalah Firman Allah:
dengan Sabda-Nya, Allah berinisiatif untuk mengkomunikasikan diriNya pada
manusia. Komunikasi diri Allah inilah yang disebut sebagai “Pewahyuan”. Mula-mula
lewat perantaraan para Nabi, Pewahyuan diri Allah berpuncak dalam diri Yesus
Kristus (bdk. Ibr 1:1-4). Tanggapan
manusia atas pewahyuan diri Allah disebut sebagai “Iman”. Alkitab memberi
kesaksian tentang hubungan antara Allah dan manusia ini : tawaran keselamatan
dari Allah sepanjang sejarah dan tanggapan manusia, suatu hubungan yang
diwarnai oleh kesetiaan dan penyangkalan menuju kebebasan dan cinta.
Mengapa Alkitab disebut
“Perjanjian” serta apa bedanya “Lama” dan “Baru”?
Hubungan Allah
dengan Manusia dalam Alkitab digambarkan sebagai suatu relasi dalam Perjanjian, di mana ada
kesepakatan-kesepakatan tertentu yang berdampak pada masing-masing pihak: di
satu pihak Allah memelihara, melindungi dan memberi kesejahteraan kepada
manusia; di lain pihak manusia menyembah dan berbakti kepada Allah (bdk. Kel 19-24). Tulisan-tulisan dalam
Perjanjian Lama mengisahkan ikatan perjanjian Allah dan manusia yang pertama,
yaitu dengan orang-orang/bangsa Yahudi. Ikatan perjanjian ini didasarkan pada
kurban persembahan/binatang kurban. Tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru
mengisahkan ikatan perjanjian Allah dan manusia yang terakhir, yaitu dengan
semua manusia dan segala bangsa. Ikatan perjanjian ini didasarkan pada
kurban diri Yesus Kristus.
Apa
perlunya mencintai Alkitab?
Alkitab
adalah buku iman yang bermakna bagi orang-orang yang mencari kebenaran dan
kehendak Tuhan sepanjang hidup mereka :
- Membaca Alkitab memberi kita kekuatan di kala gelisah dan membantu kita mengatasi godaan-godaan dosa, membawa kita pada kegembiraan, kedamaian, kebahagiaan dan kebijaksanaan.
- Dengan tekun membaca Alkitab, umat beriman akan semakin mengenal jalan kebenaran dan keselamatan yang ditawarkan Allah dalam Yesus Kristus. St. Hieronimus mengatakan: “Barangsiapa tidak mengenal Alkitab, ia tidak mengenal Kristus”.
- Rasul Paulus mengatakan: “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16).
Bagaimanakah sejarah penulisan
Alkitab ?
Alkitab pertama-tama adalah buku iman yang
berisi tentang kesaksian iman akan karya keselamatan Allah. Awalnya diwariskan
secara lisan, kisah kesaksian ini kemudian dituliskan. Kisah-kisah ini
dituliskan dalam Kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan
Yunani. Kitab-kitab tersebut ditulis dengan berbagai macam gaya sastra oleh
sejumlah penulis yang tidak kita kenal. Penulisan tersebut terjadi dalam jangka
waktu sekitar satu millenium, sekitar 2000-3000 tahun yang lalu, yang zaman dan
kebudayaannya tidak kita kenal dengan baik saat ini. Maka pandanglah Alkitab
bukan sebagai satu buku/kitab saja, namun sebagai suatu perpustakaan dari
buku-buku kuno yang masih tetap bermakna bagi orang zaman sekarang.
Penulis Alkitab yang pertama kali
disebutkan adalah Musa. Ia hidup sekitar tahun 1400-an sM atau 1200-an sM :
“Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan
perjanjian dengan engkau dan dengan Israel” (Kel 34:27). Pada masa Daud
bertakhta sebagai raja, para pejabat istana mulai mencatat sejarah bangsa
Yahudi – termasuk kisah-kisah yang telah diwariskan secara turun temurun. Hal
ini semakin berkembang pada zaman pemerintahan Salomo. Empat ratus tahun
setelah Daud, para penyerbu menghancurleburkan Kerajaan Yehuda. Dan pada tahun
586 sM, orang-orang yang selamat dibuang ke daerah Babylonia. Orang Yahudi
tidak bisa lagi mengungkapkan iman mereka dengan ibadat dan persembahan korban
di Bait Allah Yerusalem. Cara terbaik yang bisa mereka lakukan untuk bertahan
dalam iman adalah dengan membaca tulisan-tulisan suci sebagai sebuah tindakan
ibadat. Dari situlah muncul penghormatan yang mendalam akan kekuatan dan daya
hidup dari tulisan-tulisan suci. Meskipun akhirnya pada tahun 536 sM mereka
pulang dari pembuangan sehingga bisa membangun kembali kota Yerusalem dan Bait
Allah, penghormatan terhadap tulisan-tulisan suci terus berlanjut. Karena itu, mulai berkembanglah Sinagoga sebagai tempat pembelajaran dan
pendalaman tulisan-tulisan suci.
Pada zaman
Yesus, praktik ini sudah menemukan bentuk tetapnya dalam Yudaisme : Orang
Yahudi menghormati hari sabat dan taurat, serta Sinagoga menjadi tempat
mendalami hukum taurat, namun pada hari-hari Raya mereka juga masih berangkat
ke Bait Allah untuk mempersembahkan korban. Setelah tentara Romawi meluluh
lantakkan Bait Allah pada tahun 70 M, Sinagoga mengambil alih peranan Bait
Allah. Ibadah korban pun digantikan dengan pembacaan dan pendalaman Taurat.
Kekristenan, yang awalnya masih dianggap sebagai sebuah ‘sekte’ dari Yudaisme,
mengadopsi beberapa kebiasaan Yahudi ini. Dengan meningkatnya penganiayaan
terhadap jemaat Kristen perdana dan dibunuhnya sebagai martir beberapa rasul
dan para saksi mata peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus, penerusan
kisah kesaksian mereka dilakukan lewat
tulisan. Bahkan pemeliharaan jemaat pun dilakukan lewat surat-surat.
Alkitab itu tulisan dari Allah atau dari manusia ?
Meskipun
ditulis oleh para penulis yang berbeda dalam situasi, zaman, latar budaya dan
bentuk sastra yang berbeda-beda pula, setiap kitab ditulis berdasarkan
inspirasi dari Roh Kudus sendiri. Dalam Kitab Suci,
Allah berbicara kepada manusia dengan bahasa manusia. Kitab Suci merupakan
Sabda Allah yang disampaikan melalui tulisan para penulis kitab yang ditunjuk
oleh Allah untuk menuliskan hanya yang diinginkan oleh Tuhan. Namun demikian,
hal ini melibatkan juga kemampuan sang penulis tersebut dalam hal gaya bahasa,
cara penyusunan, latar belakang budayanya, dst. Jadi, penulisan Kitab Suci
melibatkan akal budi para penulisnya. Maka jika kita ingin memahami Kitab Suci,
kita perlu mengetahui makna yang disampaikan oleh para pengarang kitab dan apakah
yang ingin disampaikan oleh Allah melalui tulisannya. Karena Kitab Suci
bersumber pada Allah yang satu, maka kita harus melihat keseluruhan Kitab Suci,
walaupun ditulis oleh orang yang berbeda-beda, sebagai satu kesatuan yang
saling melengkapi.
Bagaimana dan kapan ditentukannya tulisan-tulisan yang
termasuk dalam Kitab Suci?
Untuk
Perjanjian Lama, kapan penulisan kitab-kitabnya tidak diketahui secara pasti. Namun
yang jelas, tulisan-tulisan Yahudi yang pertama kali diakui sebagai kitab suci
adalah kelima kitab yang pertama, yang disebut sebagai kitab hukum/taurat, baru
kemudian kitab para Nabi dan tulisan-tulisan lain (misalnya: Mazmur, Ayub dan
Amsal). Keseluruhan proses penulisan, pengumpulan, dan penerimaan kitab-kitab
Suci Perjanjian Lama ini berlangsung selama sekitar seribu tahun. Proses yang
sama untuk Perjanjian Baru berlangsung lebih pendek. Kitab-kitab Perjanjian
Baru semuanya ditulis dalam beberapa dekade, dan tersebar dengan cepat dan
dalam jangkauan yang luas. Kitab terakhir, yaitu Wahyu, ditulis sekitar tahun
90 M.
Proses penentuan
Kanon Kitab Suci, yaitu daftar kitab-kitab yang diinspirasikan oleh Roh Kudus dan
menjadi bagian dari Alkitab, dilakukan Gereja dalam Tradisi apostolik sejak
para Rasul: “Dalam tradisi apostolik,
Gereja menentukan kitab-kitab mana yang harus dicantumkan dalam daftar
kitab-kitab suci. Daftar yang lengkap ini dinamakan "Kanon" Kitab
Suci. Sesuai dengan itu, Perjanjian Lama terdiri dari 46 (45, kalau Yeremia dan
Lagu-lagu Ratapan digabungkan) dan Perjanjian Baru terdiri atas 27 kitab”
(KGK No. 120).
Awalnya,
Kitab-kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Atas permintaan Raja Ptolomeus II dari Alexandria,
dan juga karena perkembangan komunitas Yahudi di luar Palestina, diterjemahanlah
Kitab Suci bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani oleh 70 orang ahli kitab Yahudi.
Terjemahan Yunani ini disebut sebagai Septuaginta
(kata Latin dari 70). Proses kanonisasi Septuaginta,
yang terdiri dari 46 Kitab, selesai sekitar
tahun 250-125 sM.
Pada zaman
Yesus dan Gereja Perdana, orang-orang Yahudi di Palestina umumnya berbicara
dengan bahasa Aram, bahasa Ibrani hanya digunakan oleh kalangan khusus dan
untuk kepentingan ibadat. Sedangkan bahasa Yunani merupakan bahasa yang umum
dipergunakan di wilayah Mediterania. Maka tak mengherankan bahwa yang Alkitab
yang dipergunakan oleh para penulis kitab Perjanjian Baru adalah Alkitab
terjemahan dalam Bahasa Yunani. Semua kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis sejak
awal dalam bahasa Yunani. Karena itu, Kanon Kitab Suci Septuaginta-lah yang dipakai Gereja Katolik sebagai Kanon Perjanjian Lama.[1] Jadi
dengan ditambah Kanon Perjanjian Baru, yang terdiri dari 27 Kitab, Alkitab
terdiri dari 73 Kitab.
Kanon Kitab Suci yang terdiri dari 73 Kitab ini pertama kalinya ditetapkan
oleh Paus Damasus I pada tahun 382 M. Kanon ini diteguhkan dalam Konsili Hippo
(Afrika Utara) pada tahun 393 M dan Konsili Karthago (Afrika Utara) pada tahun
397 M. Daftar ke-73 kitab seperti yang disetujui oleh Konsili Hippo dan
Karthago ini dideklarasikan kembali oleh Paus Innocentius I pada tahun 405 M
dalam suratnya kepada Uskup Exsuperius dari Toulouse. Kanon Kitab Suci yang
terdiri dari 73 kitab ini didefinisikan secara resmi dalam Konsili di Florence
pada tahun 419 M. Menanggapi Reformasi Protestan yang menganggap 7 Kitab tidak
termasuk Kitab Suci, Konsili ekumenis di Trente pada tahun 1546 meneguhkan lagi
kanon Kitab Suci yang terdiri dari ke-73 kitab tersebut. Pada tahun 1869,
Konsili Vatikan I kembali meneguhkan daftar kitab yang disebutkan dalam Konsili
Trente, demikian juga Konsili Vatikan II pada tahun 1965.
Mengapa Alkitab (LAI-LBI) yang dipakai Umat Katolik Indonesia terdiri dari
75 Kitab?
Dalam Alkitab
terbitan LAI-LBI yang dipakai Umat Katolik di Indonesia, kita menjumpai ada 75
Kitab, padahal di atas dikatakan bahwa Kanon Kitab Suci Gereja Katolik terdiri
dari 73 Kitab. Mengapa demikian? Perbedaan jumlah itu terletak pada Kitab
Tambahan Ester dan Kitab Tambahan Daniel dalam kelompok kitab-kitab
Deuterokanonika. Dalam Kanon
73 Kitab, dua
kitab tambahan itu sudah
disisipkan dalam Kitab Ester dan Kitab Daniel. Hal yang sama juga dulu dipakai dalam Alkitab bahasa Indonesia
terbitan Nusa Indah Ende. Alkitab terbitan LAI-LBI mencantumkan jumlah yang
berbeda karena terjemahan Kitab Suci ini adalah terjemahan ekumenis, artinya
hasil kerjasama Gereja Katolik dan Gereja Protestan. Karena Gereja Protestan
tidak mengakui 7 kitab Deuterokanonika, maka Kitab-kitab itu ditempatkan
terpisah dari kumpulan kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya. Demikian juga halnya
dengan Kitab Tambahan Ester dan Kitab Tambahan Daniel, keduanya ditempatkan
terpisah dari kitab-kitab pokoknya dan kemudian ditempatkan dalam kumpulan
kitab-kitab Deuterokanonika. Sehingga dalam Alkitab terbitan LAI-LBI yang
dipakai Umat Katolik Indonesia, kita menjumpai ada 48 kitab-kitab Perjanjian
Lama (39 Kitab-kitab PL kanon Ibrani [Protokanonika] ditambah 9 Kitab-kitab
Deuterokanonika) dan 27 kitab-kitab Perjanjian Baru.
Disusun
oleh
Rm.
D. Dimas Danang A.W.
[1] Sekitar tahun 90-100 M, para ahli kitab Yahudi berkumpul di Yavneh/Yamnia dan menentukan 39 Kitab yang termasuk dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Gereja-gereja Protestan memakai Kanon Yamnia ini sebagai Kanon Perjanjian Lama mereka.
Kitab-kitab PL dan PB
Pengarang dan perkiraan tahun penyusunannya
No
|
Nama Kitab
|
Otoritas/Pengarang
|
Perkiraan tahun penyusunan
|
PERJANJIAN LAMA
| |||
A
|
Kitab-kitab Hukum Musa
| ||
1
|
Kejadian
|
Musa
|
Menurut tradisi, dikarang oleh Musa setelah peristiwa Eksodus dari Mesir (sekitar 1600/ 1200 SM). Secara historis, kitab-kitab ini ditulis dalam beberapa tahapan, dalam kisaran tahun 850, 750, 650, 450 sM.
|
2
|
Keluaran
|
Musa
| |
3
|
Imamat
|
Musa
| |
4
|
Bilangan
|
Musa
| |
5
|
Ulangan
|
Musa
| |
B
|
Kitab-kitab Historis
| ||
6
|
Yosua
|
NN/ Yosua
|
sekitar 1200 SM
|
7
|
Hakim-hakim
|
NN
|
sekitar 1200- 970 SM
|
8
|
Ruth
|
NN
|
1000-700 SM atau sebelum abad ke-6 SM
|
9
|
1 Samuel
|
NN/ Samuel
|
sekitar abad ke-6 SM
|
10
|
2 Samuel
|
NN/ Samuel
|
sekitar abad ke-6 SM
|
11
|
1 Raja-raja
|
Yeremia
|
587 s/d sebelum 538 SM
|
12
|
2 Raja-raja
|
Yeremia
|
587 s/d sebelum 538 SM
|
13
|
1 Tawarikh
|
Ezra
|
setelah 538 SM- abad 4 SM atau 250 SM
|
14
|
2 Tawarikh
|
Ezra
|
setelah 538 SM- abad 4 SM atau 250 SM
|
15
|
Ezra
|
Ezra
|
458 SM
|
16
|
Nehemia
|
Nehemia
|
445 SM
|
17
|
Tobit
|
Tobit dan Tobias
|
350-170 SM
|
18
|
Yudit
|
NN
|
sekitar abad ke-2 SM
|
19
|
Ester (+Tamb. Ester)
|
Mordekhai
|
setelah 480/465 SM
|
20
|
Ayub
|
NN/ Musa
|
sekitar 600- 400 SM
|
C
|
Kitab-kitab Puitis dan Kebijaksanaan
| ||
21
|
Mazmur
|
Daud, Musa,
Salomo, Asaph, bani Korah, Eman, Ethan, NN |
sekitar abad ke-8 SM
|
22
|
Amsal
|
Salomo
|
800 SM/sebelum abad ke-6 SM
s/d abad ke-5 SM |
23
|
Pengkhotbah
|
NN/Pseudo Salomo
|
abad ke-3 SM
|
24
|
Kidung Agung
|
Salomo
|
setelah abad ke-8 SM
|
25
|
Kebijaksanaan
|
NN/Pseudo Salomo
|
200-150 SM
|
26
|
Sirakh
|
Yeshua bin Sirakh
|
190-180 SM
|
D
|
Kitab-kitab Nubuat para Nabi
| ||
27
|
Yesaya
|
Yesaya
|
742-701 SM, >539 SM, <520-473 SM
|
28
|
Yeremia
|
Yeremia
|
627- <587 SM
|
29
|
Ratapan
|
Yeremia
|
sekitar abad ke-6 SM
|
30
|
Barukh
|
Barukh/NN
|
sekitar abad ke-6- 5 SM
|
31
|
Yehezkiel
|
Yehezkiel
|
sekitar abad ke-6 SM (592-570 SM)
|
32
|
Daniel (+Tamb. Daniel)
|
Daniel
|
sekitar abad ke-6 SM/ abad ke-2 SM
|
33
|
Hosea
|
Hosea
|
sekitar abad ke-8 SM (750-725 SM)
|
34
|
Yoel
|
Yoel
|
sekitar abad ke-8 SM/ abad ke-4 SM
|
35
|
Amos
|
Amos
|
791-753 SM
|
36
|
Obadiah
|
Obadiah
|
sekitar abad ke-9 SM/ ke-6 SM/ <500 SM
|
37
|
Yunus
|
Yunus/ NN
|
sekitar abad ke-8 SM/ ke-7 SM
|
38
|
Mikha
|
Mikha
|
740-695 SM
|
39
|
Nahum
|
Nahum
|
663-612 SM
|
40
|
Habakkuk
|
Habakkuk
|
610-600 SM
|
41
|
Zefanya
|
Zefanya
|
640-609 SM
|
42
|
Hagai
|
Hagai
|
520 SM (586-445 SM)
|
43
|
Zakaria
|
Zakaria
|
520-518 SM
|
44
|
Maleakhi
|
Maleakhi
|
>460 SM
|
45
|
1 Makabe
|
NN
|
134-104 SM
|
46
|
2 Makabe
|
NN
|
124-80 SM
|
PERJANJIAN BARU:
| |||
A.
|
Injil
| ||
47
|
Matius
|
Matius
|
50 an
|
48
|
Markus
|
Markus
|
55-62
|
49
|
Lukas
|
Lukas
|
62
|
50
|
Yohanes
|
Yohanes
|
90-100
|
B.
|
Sejarah Gereja Perdana
| ||
51
|
Kisah Para Rasul
|
Lukas
|
63
|
C.
|
Surat-surat Paulus
| ||
52
|
Roma
|
Paulus
|
57/58
|
53
|
1 Korintus
|
Paulus
|
54-57
|
54
|
2 Korintus
|
Paulus
|
57
|
55
|
Galatia
|
Paulus
|
57/58
|
56
|
Efesus
|
Paulus
|
61-63
|
57
|
Filipi
|
Paulus
|
54-57
|
58
|
Kolose
|
Paulus
|
61-63
|
59
|
1 Tesalonika
|
Paulus
|
50-52
|
60
|
2 Tesalonika
|
Paulus
|
50-52
|
61
|
1 Timotius
|
Paulus
|
65
|
62
|
2 Timotius
|
Paulus
|
66-67
|
63
|
Titus
|
Paulus
|
65
|
64
|
Filemon
|
Paulus
|
61-63
|
D.
|
Surat-surat Umum/Katolik/Pastoral
| ||
65
|
Ibrani
|
Paulus
|
64-67
|
66
|
Yakobus
|
Yakobus
|
sebelum 62
|
67
|
1 Petrus
|
Petrus
|
sebelum 67
|
68
|
2 Petrus
|
Petrus
|
sebelum 67
|
69
|
1 Yohanes
|
Yohanes
|
90-100
|
70
|
2 Yohanes
|
Yohanes
|
90-100
|
71
|
3 Yohanes
|
Yohanes
|
90-100
|
72
|
Yudas
|
Yudas
|
50-70
|
E.
|
Nubuat
| ||
73
|
Wahyu
|
Yohanes
|
60-70
|
PERISTIWA – PERISTIWA ALKITAB
Kebanyakan waktu yang disebutkan adalah perkiraan.
Tahun
|
Sblm 2500 sM
|
2500 – 2000 sM
|
2000 – 1500 sM
|
1500 – 1000 sM
|
1000 – 500 sM
|
500 – 0 sM
|
0 – 100 M
|
Peristiwa -peristiwa Dunia
|
2550 : Piramid Agung dibangun di Giza
|
2000 : Epik Gilgamesh dari Babylonia, kisah tertulis yang pertama
|
1790 : Kitab Hukum Hammurabi dengan 282 aturan – beberapa di antaranya sama dengan hukum-hukum dari Musa
|
1500 : mulainya Hinduisme di India
1440 : Thutmose III (‘Napoleon dari Mesir’) berkuasa
1250 : Rameses Agung menguasai Mesir
|
1000 : Bangsa Fenisia menciptakan sistem huruf alfabet
776 : Penyelenggaraan Olimpiade yang pertama
|
323 : Alexander Agung meninggal setelah menguasai Timur Tengah
63 : Roma menguasai Yerusalem
7 : Planet Saturnus dan Uranus ada dalam posisi sejajar
|
Juli 64 : 2/3 kota Roma hangus terbakar – Orang Kristen disalahkan
70 : Roma menguasai Yerusalem dan Bait Allah terakhir orang Yahudi
79 : Gunung Vesupius di dekat kota Napoli meletus
|
Peristiwa -peristiwa Alkitab
|
Sebelum 4000 : Penciptaan
Sebelum 2500 : Air Bah
|
2100-an : Allah memberikan janji akan tanah bagi keturunan Abraham
|
1800-an : Keluarga Yakub pindah ke Mesir karena adanya bencana kelaparan; keturanannya menjadi budak
|
1440 : (atau pertengahan 1200-an) Musa memimpin orang Ibrani keluar dari tanah Mesir
1035 : Orang Israel mengangkat Saul sebagai raja
|
931 : Kerajaan Israel terpecah menjadi Israel dan Yehuda
722 : Israel dikalahkan oleh Asyur
586 : Yehuda dikalahkan oleh Babylonia
536 : orang Yahudi membangun kembali Yerusalem
|
40 – 4 : Herodes Agung memerintah di Yudea
7 – 4 : Yesus lahir
|
30 : Yesus disalibkan
43 : Paulus memulai pelayanan bagi orang-orang non-Yahudi
44 : Rasul Yakobus menjadi murid pertama yang dihukum mati
67 : Paulus dihukum mati
90-an : Yohanes menuliskan kitab terakhir dalam Alkitab, yaitu Wahyu
|
Tokoh Alkitab
|
Sebelum 4000 : Adam dan Hawa
Sebelum 2500 : Nuh
|
2100-an : Abraham
2000-an : Ishak
|
1900-an : Yakub
1800-an : Yusup
|
1400-an : (atau 1200-an) Musa
1100-an : Samson
1000-an : Daud
|
900-an : Salomo
700-an : Yesaya dan beberapa Nabi Yahudi lainnya
600-an : Yeremia dan beberapa Nabi Yahudi lainnya
|
7-4 sM – 30 M : Yesus
|
Yesus
Petrus dan para Murid
Paulus
|
Setting bagi masing-masing Kitab
|
Kejadian
|
Kejadian
|
Kejadian,
Keluaran, kemungkinan Ayub
|
Keluaran, Imamat,
Bilangan, Ulangan,
Yoshua, Hakim-hakim, Ruth, 1-2 Samuel
|
1-2 Raja-raja,
1-2 Tawarikh,
Kidung Agung, sebagian besar kitab para Nabi
|
Ester, Ezra, Nehemia, Maleakhi, Matius, Lukas
|
Perjanjian Baru
|
No comments